Jumat, 28 Maret 2014

Tips Mengatur Keuangan yang Efektif

Hallo Assalamu'alaykum..

Dari sekian banyak artikel, web, blog yang sudah saya telusuri beeerkali-kali mengenai tips mengelola keuangan, akhirnya saya menemukan metode yang pas untuk saya terapkan dalam keuangan yang serba pas-pas'an, tapi alhamdulillah cukup untuk menopang hidup ini. Maklum, semenjak magang *cie udah jadi anak magang ciee* yang notabene udah dapet sedikit uang saku dari perusahaan + mengelola uang saku dari beasiswa kampus, sekarang saya mencoba untuk hidup dari kedua sumber ini dan mulai stop minta dari orang tua. Perbedaannya, dibanding dulu pas masih kuliah di kampus, kan saya nyambi jualan kue, snack, sama jualan online tuh, jadi keuntungan jualan masih bisa buat cemal cemil. Plus subsidi uang kosan dari Bapak setiap bulan pun yang membuat saya masih santee aja masalah keuangan. Alhamdulillah selalu cukup. Lebih bahkan. 

Nahh karena sekarang saya lagi vakum berbisnis, karena mau fokus nyelesain magang , TA, Lulus dulu, jadi saya harus bisa me-manage keuangan saya dengan sebaik-baiknya, karena yang saya rasakan kemarin, bulan januari 2014 saya mengalami yang namanya "BOCOR HALUS" hahaha kayak ban motor aja. Iya jadi saya ngerasa udah hemat, tapi ada pos-pos yang sebenarnya ngga saya rencanakan, tapi ternyata keluar juga itu uang dari dompet. Sampe pada akhirnya saya pun paniknya di belakang. Bingung ngga karuan ini uang kok bisaa cepet abis ya. Padahal mulai bulan januari saya mulai konsisten nyatet segala macem pengeluaran bulanan sampe hal-hal kecil sekalipun. Trus kok masih aja bocor alus ya ini dompet? -____________- hmmppph..

Berbekal handphone pun saya mulai rutin cari-cari tips dengan kata kunci : "Tips mengelola keuangan untuk mahasiswa", atau "Tips mengatur keuangan untuk wanita", "Tips hemat dan cermat" dan kata kunci sejenis yang ngga jauh-jauh dari yang namanya PENGHEMATAN. Dari sekian banyak sumber, yang banyak saya baca, dan kadang saya bisa baca artikel yang sama bisa sampe 10 kali gitu. -_- akhirnya saya coba pilah-pilah mana cara yang pas, dan hasilnya, berikut tips hemat ala Agnes :

NIAT

Cara yang pertama ini wajib bin kudu bin harus dijalankan. Percuma kita melakukan suatu hal tanpa adanya niat. Jadi coba deh di awal niatin pengen hemat, niatkan karena Allah. Kalo bisa, sertakan dalam do'a. Saya sedang mencoba istiqomah dalam hal ini. Sekarang mulai saya niatkan, kalo saya pengen hemat. Dan hematnya saya niatkan karena Allah. Ngga pengen menghambur-hamburkan rezeki dari Allah. Karena menghambur-hamburkan rezeki itu sama dengan boros, dan boros itu adalah saudara setan. Hayooo ngga mau kan jadi saudara setan. 


"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" (QS.Al-Isra : 27)

MEMBAGI POS PENGELUARAN DI AWAL

Ini berlaku buat semua, baik yang udah kerja ataupun belum. Yang udah punya gaji dari keringat sendiri maupun yang masih minta sama orang tua. Setiap bulan / setiap minggu, yang jelas setiap ada pemasukan, harus langsung membagi per pos pengeluaran. Kalau saya sih pembagian kasarnya 50:30:20. Jadi 50% buat pengeluaran wajib (mencakup uang kos, transport, dan makan), 30% buat menabung (kadang saya lebihkan pada pos ini), dan 20% untuk lain-lain. Lain-lain disini adalah pengeluaran yang sifatnya fleksibel, seperti pulsa modem, kebutuhan perawatan kulit dan badan, dll. Ini bisa tetap, bisa berubah sesuai kebutuhan. Cara yang lumayan efektif buat saya adalah dengan sistem amplop. Dengan cara ini, subsidi uang antar pos jadi teratur, nggak amburadul dan campur aduk. Jadi pas saya terima uang, saya langsung memasukkan pada amplop masing-masing. Saya mempunyai empat amplop. Pertama : uang makan, kedua : uang kosan, ketiga : uang transport, dan keempat : kebutuhan mendesak. 

Untuk pengambilan uang pada amplop ini yaitu perminggu. Jadi misalnya uang trasport saya adalah sebesar Rp 240.000,- sebulan, berarti setiap minggu saya ambil Rp 60.000,- . Begitu juga dengan uang makan dan yang lainnya, saya juga menerapkan sistem seperti itu.

Sistem amplop ini kembali saya terapkan karena melihat pengalaman bulan sebelumnya yang saya rasa sudah aman dengan saya tempatkan di ATM, tapi karena saya selalu gatel buat make itu ATM, entah dengan cara bayar debit atau dengan pengambilan tunai, ternyata cara konvensional macam amplop adalah cara yang tepat buat saya. Mungkin Anda lebih cocok dengan cara lain ? its oke aja. Jadi semua saya ambil cash sebulan sekali, dan saya simpen ATM saya ditempat yang sulit dijangkau. :)


MENABUNG DI AWAL

Nahh ini cara yang gampang banget buat diucapin tapi susah banget buat ngelaksanain. Ini nih kunci utama dari penghematan. Yaitu tabungan. Sistem seperti apapun yang kita gunakan, pastikan setiap bulan kita harus menabung. Berapapun itu. Cara yang paling efektif adalah dengan mengalokasikan dana tabungan di awal. Jangan menabung di akhir atau nunggu sisa, karena saya jamin deh pasti ngga bakalan pernah ada sisa kalo pake cara seperti itu. Sebesar apapun gaji Anda. Media penyimpanannya bisa dalam bentuk uang (lebih aman kalau disimpan di bank), ataupun bisa diinvestasikan dalam bentuk lain, semisal logam mulia atau yang lainnya. Kalau saya sih ini masih murni nabung uang, sampe kira-kira cukup, baru deh sebagian buat beli hal-hal yang mendesak, sebagian lagi bakalan saya investasikan. 

CATAT PENGELUARAN

Ini merupakan metode yang cukup efektif buat mengetahui, di pos manakah yang ternyata kita banyak buang uang. Kalo pengalaman saya yang mulai rutin nyatet pengeluaran, saya banyak boros adalah dalam hal transportasi, dari rencana awal yang mau naik busway Rp 3.500,- tapi karena capek nunggu busway, akhirnya turun dari halte dan langsung cari ojek dan bayar Rp 30.000. -__- awalnya sih ngga kerasa ya, mentang-mentang kantong masih tebel. Tapi pas lagi review keuangan, uhh ada perasaan nyesel-nyesel gimanaa gitu. Catatan pengeluaran ini juga berfungsi untuk mengetahui gambaran biaya yang kita keluarkan bulan depan. Jadi makin bisa memperkirakan jumlah tabungan, pengeluaran dengan tepat deh. Selain itu, ini juga bisa kita jadikan semacam laporan pertanggung jawaban keuangan pribadi, penting nih buat ibu rumah tangga. Daripada harus berantem sama suami gara-gara uang yang cepet banget habis entah kemana. Kalo rajin nyatet pengeluaran gini kan bisa jelas. Suami bisa baca langsung, dan merasa bahwa istrinya benar-benar tanggung jawab mengelola keuangan keluarga. Kalaupun budget melebihi rencana anggaran, kan bisa dirundingkan solusinya. Hmm jadi ngga sabar mau nikah *salah fokus*


RAJIN SEDEKAH

Percaya nggak percaya, ini merupakan faktor X yang menyebabkan rezeki kita makin bertambah, dan salah satu amal jariyah yang tidak akan terputus walaupun kita tiada. Kita harus tahu bahwa di setiap rezeki Allah yang dititipkan ke kita, ada sebagian rezeki orang lain yang membutuhkan. Keuntungan sedekah ini banyak banget, selain kita bisa senang karena membantu sesama, ditambah dapet pahala (inshaAllah). Asalkan niatnya tulus ya buat sedekah, bukan buat riya'. Bentuk sedekah ini bisa kita salurkan dalam bentuk tunai ke lembaga-lembaga zakat. langsung diberikan kepada orang yang membutuhkan, atau bisa juga dalam bentuk barang. Misalnya Anda berniat sedekah Rp 50.000,- perbulan. Bisa dibelikan mukena dan ditaruh di mushola kantor / mushola umum yang mukena nya waktunya diganti. Kalo seperti ini kan inshaAllah pahala juga mengalir terus tuh, karena mukena nya untuk beribadah kepada Allah. Selain mukena, bisa juga Anda belikan Al Qur'an, lalu sumbangkan ke masjid. Selama Al Qur'an tersebut digunakan untuk mengaji, inshaAllah pahala juga mengalir terus kan. Nah kalau gini kan enak, dunia dapet, akhirat dapet. :)

KUMPULKAN RECEHAN

Mendengar kata recehan, pasti diantara kita banyak yang menganggap remeh ya. Tapi jangan salah. recehan ini kalau rajin dikumpulkan, bisa jadi banyak dan berguna lho. Kumpulkan saja secara rutin recehan-recehan sisa uang belanja, kembalian pas beli tiket busway, atau recehan yang lain. Recehan koin ataupun kertas Rp 1.000,- dan Rp 2.000,- itu adalah rezeki yang tetap patut untuk disyukuri. Jika recehan telah terkumpul, kita bisa menukar recehan tersebut di halte busway (untuk koin Rp 500,-), atau alfamart indomart. Dan uangnya bisa kita gunakan untuk membeli barang yang kita inginkan, semisal sepatu baru, tas baru, kado buat temen, dll. Ngga ada salahnya kan dicoba ? :)

BEDAKAN KEINGINAN DENGAN KEBUTUHAN

Ini yang perlu kita terapkan, kapanpun dimaapun. Bukan berarti pelit, tapi mempertimbangkan segala hal dengan baik itu tetap perlu. Jangan mengandalkan karena harga sedang diskon besar-besaran, lalu Anda membeli suatu barang yang ternyata tidak terlalu Anda butuhkan. Dan pas terlanjur beli, baru deh nyesel. Nurutin nafsu belanja itu tak akan pernah ada habisnya. Selama masih ada uang, berapapun, pasti hasrat buat menghabiskan uang itu selalu ada. Makannya banyak orang bilang, bahwa semakin besar penghasilan seseorang, maka pengeluarannya juga akan besar. Cara yang saya gunakan untuk mengatahui barang itu saya butuhkan atau sekedar 'pengen' adalah dengan menahan hasrat untuk membeli barang itu, sampe beberapa hari, minggu, atau bulan. Jika sampe waktu yang cukup lama barang itu tetep menjadi sesuatu yang anda ingin beli, berarti itu adalah kebutuhan Anda. Contohnya, sebulan lalu saya pengen beli tas merk X. udah ngebet banget sampe cari-cari di internet, dan bahkan cari-cari counter di sekitar Jakarta. Tapi karena saya belum terlalu yakin, dan takut kalo itu cuma keinginan sesaat, akhirnya saya tahan sampe sekarang. Dan sekarang saya udah lupa tuh masalah tas itu, karena tas yang lama masih cukup bagus dan nyaman untuk dipakai. Nahh kalo kayak gini berarti tas itu hanya sekedar keinginan. Mudah bukan ? :)

KONSISTEN PADA NIAT DAN TUJUAN

Banyak orang yang merasa mudah untuk memulai sesuatu, tapi sangat sulit dalam mempertahankannya. Nahh itu juga yang saya rasakan. Cara yang tepat adalah dengan selalu menjaga konsistensi. Inget niatnya, inget tujuannya. Untuk bahagia itu memang butuh pengorbanan. :D *ceilah* Kalau Anda mau, buat aja semacam warning, catet di kertas, lalu tempel di dinding kamar, biar selalu inget akan tujuan dari hemat yang kita lakukan. Kalau saya sih tujuan jangka pendek tabungan saya adalah untuk membayar uang pendaftaran wisuda, dan segala macam printilannya. Hahaha. Pengen ganti kamera karena kamera yang sebelumnya sudah waktunya tutup usia. :') Yahh yang pasti tabungan itu harus ada tujuan yang kuat. InshaAllah dengan niat dan tujuan yang kuat, apa yang kita targetkan juga akan tercapai dengan mudah. 

"Yang terpenting bukan seberapa besar penghasilan yang Anda dapatkan, tapi bagaimana cara Anda mengelolanya"

Tips diatas merupakan cara yang sedang saya terapkan. Semoga bermanfaat yaa. 

Bagaimana dengan Anda ? :)